Langsung ke konten utama

Islam dan Lingkungan Hidup : Manusia Sebagai Khalifah




MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI
-ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP-




Dalam rangka memenuhi tugas UTS mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup, Dosen Pengampu Ibu Yeni Setianingsih, M. Hum

Nama        : Aulia Amrina Rosada
Npm          : 1931090031
Prodi/Smt : Sosiologi Agama/2
Kelas          : A


Tugas Manusia Sebagai Khalifah

Khalifah secara Epistomelogi berasal dari kata “khalf” (menggantikan/mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang terdahulu). Sedangkan arti khilafah sendiri artinya adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak hadirnya orang yang diganti, dan adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti.
Adapun tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini dapat ditemukan dari firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah : 30, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “mereka (Malaikat) berkata :” Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”  Allah berfirman : ”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S Hud : 61 ), serta mewujudkan keselamatan dan kebahgiaan hidup di muka bumi  (Q.S al-maidah : 16), dengan cara beriman dan beramal shaleh (Q.S Al-ra’ad : 29), bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S Al-Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama hingga manusia akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah). 



Khalifah Sebagai Pemeliraha Bumi

Diberi kesempatan sebagai penghuni bumi merupakan suatu anugerah yang harus senantiasa di syukuri. Untuk itu manusia sebagai makhluk pilihan Allah yang paling sempurna, manusia hendaknya memiliki kesadaran untuk menjaga karunia Allah dengan menjaga dan memelihara bumi dengan baik.
Peran manusia, yang dalam Islam disebut khalifah, sejatinya adalah sebagai makhluk yang didelegasikan Allah bukan hanya sebagai penguasa atau pengganti Allah di bumi, akan tetapi juga perannya untuk memakmurkan bumi. Kontekstualisasi peran khilafah inilah yang sejatinya menjadi langkah awal dalam memelihara lingkungan hidup yang makin hari makin rusak, bahkan membawa kepada kehancuran dunia secara total. Dikatakan kontekstualisasi karena gelar khalifah didiskusikan, tetapi berkaitan dengan pemeliharaan alam semesta secara keseluruhan. Makna dari konteks kekhalifahan manusia harus mampu untuk menyeimbangkan apa yang dikuasainya dengan ungkapan  fiddunyā asanah wa fil-ākhirati asanah. Manusia juga banyak bersentuhan dengan makhluk lain, baik makhluk hidup yang bernyawa maupun makhluk hidup tidak bernyawa. 
Maka manusia sebagai khalifah hendaknya dapat membudayakan alam, yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya- karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia. Mengalamkan budaya, yakni budaya atau hasi karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi aam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidakmenimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya. Dan mengIslamkan budaya, yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai- nilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.



Urgensi Pelestarian Lingkungan


Menurut anda apa yang akan terjadi jika alam disekitar anda rusak? Apa yang akan terjadi jika salah satu makhluk hidup di lingkar rantai makanan punah? Bagaimana jika bencana alam terus terjadi? Bagaimana cara anda menjalani kehidupan jika oksigen yang anda hirup sekarang terkontaminasi dengan zat beracun dalam presentase yang tinggi? Hal-hal tersebut akan benar-benar terjadi jika kita sebagai manusia tidak dengan tanggap menjaga pelestarian lingkungan. Benar! Se-urgent itu kondisi alam kita, beberapa sumber menyebutkan bahwa lapisan ozon di suatu wilayah di bumi mulai menipis, sumber lain megatakan bahwa es di kutub mulai mencair dan bukan tidak mungkin titik wilayah cairnya akan meluas hinga akhirnya mencair semuanya. And guess what’s happens next? Tentu saja akan ada banjir bandang. Apa kita mau mengulang peristiwa banjir bandang terbesar dalam sejarah, yaitu banjir bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh? Maka sebagai khalifah di bumi, sangat besar peran kita (manusia) dalam mengembalikan lingkungan hidup kita menjadi alam yang lestari dan sebisa mungkin menanggulangi kerusakan lingkungan yang sebagian besar disebabkan pula oleh manusia.
Urgensi dalam pelestarian alam ini dapat pula dilihat dari beberapa hal berikut (1) ketergantungan manusia pada alam, (2) segala sesuatu diciptakan Allah secara seimbang; QS : al-Infitār/82: 7, (3) segala sesuatu yang ada di alam untuk kepentingan manusia, dan (4) alam sebagai sumber rezeki; QS: Ibrāhīm/14: 32.



Islam dan Linggkungan Hidup

Dalam Islam segala sesuatu yang dilakukan manusia hendaknya di niati ibadah, baik ibadah wajib yang tata caranya sudah diatur oleh allah di dalam Al-Quran, maupun ibadah sunah yang dilakukan secara umum sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi dan para Sahabat. Segala perbuatan manusia juga diatur dalam hukum syariat, yaitu Al-Quran dan Hadis. Pelestarian lingkungan hidup termasuk di dalamnya, maka Allah mengissyaratkan pelestarian lingkungan hidup di dalam Al-Quran, diantaranya :

1. Munculnya kerusakan dimuka bumi: 

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (ar-Rūm/30: 41)


2. Manusia agar memiliki nalar ibrah

Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (ar-Rūm/30: 42)

3. Tidak isrāf (berlebihan), sebagimana firman Allah:

Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihlebihan. (al-A‘rāf/7: 31)
Isrāf adalah melebihi batas kewajaran dalam segala sesuatu. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mājah diterangkan sebagai berikut, “Termasuk bagian dari berlebihan makan segala yang kamu inginkan”. Kehidupan saat ini yang selanjutnya merusak lingkungan
adalah akibat berlebihan manusia dalam hidupnya yang menurut Al-Qur′an orang yang berlebihan tidak disukai Allah.

4. Tidak itrāf (bermewah-mewah), firman Allah:

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu).(al-Isrā′/17: 16) 
Itrāf atau bermewah-mewah, hedonis, yang terjadi pada perilaku manusia saat ini, akan membawa kepada kehancuran diri dan dunia. Alam yang mestinya dipelihara dengan baik dan seimbang, malah diperlakukan hanya untuk memuaskan hawa nafsu manusia yang melebihi batas di atas.

5. Tidak tabzīr (kemubaziran) 

Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (al-Isrā′/17: 27)
Tabzīr adalah aspek lain dari perilaku manusia saat ini. Betapa banyak yang dimiliki manusia saat ini yang terkesan sia-sia karena tidak banyak manfaatnya atau tidak digunakan sama sekali






Artikel ini mennggunakan beberapa referensi, yaitu :

(Pdf)  Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Departemen Agama RI Tahun 2009 Seri 4,
(Website) Tugas Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi oleh Malik Hatun Dayyanah http://blog.unnes.ac.id/malikhatundayyanah/2015/11/24/tugas-manusia-sebagai-khalifah-di-muka-bumi/ 

Komentar

Posting Komentar